Dalam era kini, informasi dipandang sebagai aset atau sumber yang setara
dengan sumber-sumber lain dan juga mempunyai kekhususan persoalan dan
pengelolaannya, sehingga diperlukan suatu manajemen khusus yaitu sistem
manajemen informasi dengan pengelolanya yang khusus yaitu manajer
informasi atau Chief Information Officer (CIO). Sebagai manajer jelas
harus mengetahui etika manajemen. Aspek keuangan merupakan suatu aspek
yang yang sangat sensitif, demikian juga dengan aspek informasi. Dengan
demikian hak dan tanggung jawab manajer mengisyaratkan bahwa syarat
manajer harus “beretika (bermoral) tinggi dan kuat”.
Sebagai
seorang yang profesional, kita mempunyai tanggung jawab untuk
mempromosikan etika penggunaan teknologi informasi di tempat kerja. Kita
mempunyai tanggung jawab manajerial. Kita harus menerima tanggung jawab
secara etis seiring dengan aktivitas pekerjaan. Hal itu termasuk
melaksanakan peran kita dengan baik sebagai suatu sumber daya manusia
yang penting di dalam sistem bisnis dalam organisasi. Sebagai seorang
manajer atau pebisnis profesional, akan jadi tanggung jawab kita untuk
membuat keputusan-keputusan tentang aktivitas bisnis dan penggunaan
teknologi informasi, yang mungkin mempunyai suatu dimensi etis yang
harus dipertimbangkan.
Merupakan hal yang penting untuk
mengetahui bahwa hal yang tidak etis belum tentu ilegal. Jadi, dalam
kebanyakan situasi, seseorang atau organisasi yang dihadapkan pada
keputusan etika tidak mempertimbangkan apakah melanggar hukum atau
tidak.
Banyaknya aplikasi dan peningkatan penggunaan Teknologi
Informasi telah menimbulkan berbagai isu etika, yang dapat
dikategorikan dalam empat jenis:
1. Isu privasi: rahasia
pribadi yang sering disalahgunakan orang lain dengan memonitor e-mail,
memeriksa komputer orang lain, memonitor perilaku kerja (kamera
tersembunyi). Pengumpulan, penyimpanan, dan penyebaran informasi
mengenai berbagai individu/pelanggan dan menjualnya kepada pihak lain
untuk tujuan komersial. Privasi informasi adalah hak untuk menentukan
kapan, dan sejauh mana informasi mengenai diri sendiri dapat
dikomunikasikan kepada pihak lain. Hak ini berlaku untuk individu,
kelompok, dan institusi.
2. Isu akurasi: autentikasi,
kebenaran, dan akurasi informasi yang dikumpulkan serta diproses. Siapa
yang bertanggung jawab atas berbagai kesalahan dalam informasi dan
kompensasi apa yang seharusnya diberikan kepada pihak yang dirugikan?
3.
Isu properti: kepemilikan dan nilai informasi (hak cipta
intelektual). Hak cipta intelektual yang paling umum berkaitan dengan TI
adalah perangkat lunak. Penggandaan/pembajakan perangkat lunak adalah
pelanggaran hak cipta dan merupakan masalah besar bagi para vendor,
termasuk juga karya intelektual lainnya seperti musik dan film.
4.
Isu aksesibilitas: hak untuk mengakses infomasi dan pembayaran
biaya untuk mengaksesnya. Hal ini juga menyangkut masalah keamanan
sistem dan informasi.
Salah satu alasan sulitnya
menegakkan etika di dunia TI adalah karena relatif barunya bidang ini.
Tak seperti dunia kedokteran yang usianya sudah ratusan abad, bidang TI
adalah profesi baru. Walaupun ada juga yang melanggar, dalam dunia
kedokteran, etika profesi sangat dijunjung tinggi. Ini jauh berbeda
dengan dunia TI, di mana orang sangat mudah melanggar etika. Orang masih
meraba-raba batasan antara inovasi, kreatifitas, dan pelanggaran etika.
Apalagi dunia ini hampir sepenuhnya digeluti oleh anak-anak muda yang
kerap mengabaikan persoalan moralitas yang abu-abu.
Sumber :http://marianasetiawati.blogspot.com/2010/02/pengenalan-etika-dan-profesionalisme.html
Rabu, 27 Maret 2013
Analisa terhadap jenis pekerjaan apa saja yang ada di Sektor Pemerintahan, untuk lulusan Program Studi Sistem Informasi
Luasnya dunia teknologi informasi, juga tak
lepas dari peran berjuta-juta orang dengan berbagai profesi yang
digeluti dalam bidang IT. Profesi dalam bidang IT sangatlah beragam,
mulai dari tester, web designer, system analyst, dan masih banyak lagi.
Tugas:
Tugas:
Berikut ini merupakan daftar beberapa profesi di bidang IT beserta deskripsi sederhananya.
1. Programmer/Developer
Profesi programmer/developer adalah
profesi yang paling sering terdengar, karena profesi ini sudah ada
sejak diciptakannya komputer itu sendiri. Profesional dalam bidang
software development dan consulting umumnya pernah meniti karir sebagai
seorang programmer. Keahlian dalam algoritma dan penguasaan terhadap
salah satu atau beberapa bahasa memprograman mutlak diperlukan oleh
seorang programmer. Programer adalah profesi inti dan tulang punggung
dalam software development karena tidak akan terwujud sebuah software
aplikasi tanpa adanya programmer, sedangkan tanpa didukung profesi
lainnya, seorang programmer dapat membuat sebuah aplikasi yang berguna
walaupun dengan cakupan terbatas.
Berdasarkan jenis programming dan output yang dihasilkan, programmer sendiri ada beberapa macam yaitu:
1.1.Hardware Programmer
Hardware programmer sebenarnya adalah bagian dari hardware engineer. Sesuai namanya, mereka melakukan programming secara low level terhadap hardware, misalnya mikrokontroler, embeded sistem, PLC atau device lainnya. Pada awal diciptakannya komputer, programmer jenis ini lebih dominan karena cara memprogram komputer waktu itu mirip dengan cara memprogram mikrokontroller saat ini. Bahasa yang digunakan dulunya adalah bahasa mesin tetapi saat ini cenderung digunakan bahasa assembly dan C.
Hardware programmer sebenarnya adalah bagian dari hardware engineer. Sesuai namanya, mereka melakukan programming secara low level terhadap hardware, misalnya mikrokontroler, embeded sistem, PLC atau device lainnya. Pada awal diciptakannya komputer, programmer jenis ini lebih dominan karena cara memprogram komputer waktu itu mirip dengan cara memprogram mikrokontroller saat ini. Bahasa yang digunakan dulunya adalah bahasa mesin tetapi saat ini cenderung digunakan bahasa assembly dan C.
1.2. System Programmer
Dalam pekerjaannya, system programmer menggunakan low level dan medium level language. Biasanya mereka dipekerjakan dalam pengembangan sistem operasi dan modul-modul pendukungnya. Para pengembangan driver untuk periferal dan programming dalam SIM/UIM card juga digolongkan ke programmer jenis ini. Perbedaan system programmer dengan hardware programmer adalah: System programmer bekerja pada tahap pengembangan suatu platform / sistem operasi atau yang terkait erat dengannya untuk dijadikan sebagai landasan (platform) bagi pengembangan selanjutnya, sedangkan hardware programmer bekerja pada tahap implementasi suatu produk agar sesuai dengan requirement end user. Programmer jenis ini biasa menggunakan bahasa Assembly, C/C++ dan kemungkinan C# dikemudian hari bila sistem operasi yang menggunakan managed code (.Net) benar-benar diluncurkan.
Dalam pekerjaannya, system programmer menggunakan low level dan medium level language. Biasanya mereka dipekerjakan dalam pengembangan sistem operasi dan modul-modul pendukungnya. Para pengembangan driver untuk periferal dan programming dalam SIM/UIM card juga digolongkan ke programmer jenis ini. Perbedaan system programmer dengan hardware programmer adalah: System programmer bekerja pada tahap pengembangan suatu platform / sistem operasi atau yang terkait erat dengannya untuk dijadikan sebagai landasan (platform) bagi pengembangan selanjutnya, sedangkan hardware programmer bekerja pada tahap implementasi suatu produk agar sesuai dengan requirement end user. Programmer jenis ini biasa menggunakan bahasa Assembly, C/C++ dan kemungkinan C# dikemudian hari bila sistem operasi yang menggunakan managed code (.Net) benar-benar diluncurkan.
1.3. Application Programmer
Bagi yang sering mendengar profesi “Application Developer”, “Software Developer”, “Web Developer”, “Enterprise Developer” atau “Developer” saja, profesi-profesi tersebut tergolong sebagai Application programmer. Programmer jenis inilah yang paling banyak dan populer di dunia kerja terutama di Indonesia. Hal ini disebabkan karena aplikasi adalah jenis software yang paling banyak di gunakan.
Perbedaan istilah “application” dengan “software”. Singkatnya, dalam dunia IT, yang disebut application sudah pasti adalah sebuah software, sedangkan software belum tentu sebuah application. Software yang bukan termasuk aplikasi contohnya adalah operating system, device driver, protocol dll. Sedangkan yang dikenal sebagai aplikasi adalah software seperti office suite, image editor, games, sistem informasi retail/swalayan, sistem informasi pendidikan, sistem informasi hotel/retaurant, sistem informasi manajeman gudang, sistem informasi logistik, ERP (Enterprise Resource Planning), SCM (Suply Chain Managemant), CRM (Customer Relationship Managemant) , sistem bank, sistem airline dan masih banyak lainnya.
Dalam pekerjaannya, application programmer menggunakan high level language seperti Java, C#, Visual Basic (VB), VB.Net, Delphi, PHP dll. Dengan menggunakan high level language, proses pengembangan akan lebih mudah dan lebih cepat. Hal ini sesuai dengan tuntutan kebutuhan customer yang terus berkembang dengan cepat.
Dalam hal cakupan keahlian yang dibutuhkan, secara kasar jenis aplikasi dapat dibagi menjadi:
Bagi yang sering mendengar profesi “Application Developer”, “Software Developer”, “Web Developer”, “Enterprise Developer” atau “Developer” saja, profesi-profesi tersebut tergolong sebagai Application programmer. Programmer jenis inilah yang paling banyak dan populer di dunia kerja terutama di Indonesia. Hal ini disebabkan karena aplikasi adalah jenis software yang paling banyak di gunakan.
Perbedaan istilah “application” dengan “software”. Singkatnya, dalam dunia IT, yang disebut application sudah pasti adalah sebuah software, sedangkan software belum tentu sebuah application. Software yang bukan termasuk aplikasi contohnya adalah operating system, device driver, protocol dll. Sedangkan yang dikenal sebagai aplikasi adalah software seperti office suite, image editor, games, sistem informasi retail/swalayan, sistem informasi pendidikan, sistem informasi hotel/retaurant, sistem informasi manajeman gudang, sistem informasi logistik, ERP (Enterprise Resource Planning), SCM (Suply Chain Managemant), CRM (Customer Relationship Managemant) , sistem bank, sistem airline dan masih banyak lainnya.
Dalam pekerjaannya, application programmer menggunakan high level language seperti Java, C#, Visual Basic (VB), VB.Net, Delphi, PHP dll. Dengan menggunakan high level language, proses pengembangan akan lebih mudah dan lebih cepat. Hal ini sesuai dengan tuntutan kebutuhan customer yang terus berkembang dengan cepat.
Dalam hal cakupan keahlian yang dibutuhkan, secara kasar jenis aplikasi dapat dibagi menjadi:
- Desktop Application (aplikasi yang berwujud Windows Form, WPF, XWindows atau jenis GUI lainnya yang berjalan di O/S masing-masing)
- Web Application (aplikasi yang user interface-nya berwujud HTML dan diakses dengan web browser, biasa dikembangkan dengan framework PHP, ASP.Net, Java, Spring, Ruby on Rails dll )
- Database Application (aplikasi yang memerlukan akses ke database menggunakan teknologi seperti ADO.Net, OLEDB, ODBC, JDBC, ORM, Hibernate dll)
- Distributed Application (aplikasi terdistribusi/server service seperti Web Service, J2EE, WCF, COM+ dll)
Walaupun digolongkan dalam ke empat macam
keahlian tersebut, seringkali seorang application programmer harus
memiliki keahlian di beberapa jenis aplikasi untuk dapat menghasilkan
aplikasi yang berguna. Contohnya: Web programmer harus memiliki
kemampuan dalam web application dan database application untuk dapat
mengembangkan aplikasi web yang memerlukan database sebagai penyimpanan
data. Tidak sedikit pula programmer yang memiliki keahlian di seluruh
jenis aplikasi sehingga sering disebut disebut enterprise application
developer.
Programmer/Developer:
Tugas:
- Membangun/mengembangkan software terutama pada tahap construction dengan melakukan coding dengan bahasa pemprograman yang ditentukan
- Mengimplementasikan requiremant dan desain proses bisnis ke komputer dengan menggunakan algoritma /logika dan bahasa pemprograman
- Melakukan testing terhadap software bila diperlukan
Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai Algoritma dan logika pemprograman (ini penting sekali)
- Memahami metode, best practice dan tool/pemodelan pemprograman seperti OOP, design pattern, UML (kemampuan membaca dan menerapkan)
- Menguasai salah satu atau beberapa bahasa pemprograman populer seperti C++, VB, PHP, C#, Java, Ruby dll (untuk web developer perlu juga menguasai HTML, DHTML, CSS, JavaScript dan AJAX)
- Memahami RDBMS dan SQL (Structured Query Language)
- Menguasai bahasa Inggris (hal ini sangat penting saat ini karena bahasa en-US merupakan bahasa ibu di dunia IT)
Latar Belakang:
Ilmu Komputer, Teknik Informatika, Manajemen Informatika, Matematika pemusatan studi Komputasi
Ilmu Komputer, Teknik Informatika, Manajemen Informatika, Matematika pemusatan studi Komputasi
2. System Analyst
Seiring dengan berjalannya waktu
dan perkembangan zaman, kebutuhan aplikasi komputer semakin kompleks.
Ada kalanya proses bisnis dan permasalahan dalam suatu organisasi cukup
kompleks untuk dijabarkan secara langsung ke sebuah software aplikasi.
Biasanya para manajer/direksi perusahaan memahami secara detail mengenai
proses bisnis di perusahaannya, misalnya dari sejak procurement,
purchasing, manufacturing, warehousing, marketing, accounting dll,
tetapi mereka biasanya kurang memahami mengenai bagaimana
implementasinya secara teknis dalam software aplikasi. Kemudian seorang
programmer biasanya terlalu berkutat dengan coding, algoritma dan
hal-hal yang technical sehingga kadang mengalami kesulitan dalam
memahami proses bisnis menyeluruh yang umumnya terjadi di
organisasi/perusahaan tertentu.
Untuk menjembatani celah ini, maka diperlukan seorang “System Analyst”. Seorang system analyst di satu sisi diharuskan memiliki keahlian dalam menganalisis proses bisnis (problem domain) untuk dapat menghasilkan sebuah SRS (software Requiremant Spesification) dan di sisi lain menguasai aspek technical dan implementasinya dalam software aplikasi (solution domain) untuk dapat menghasilkan DDD (Detailed Design Document). Seorang system analyst biasanya berangkat dari seorang programmer yang sudah mahir dan berpengalaman dalam software development. Kemampuannya dalam menangkap requirement dan proses bisnis, ketajaman analisis mengenai celah-celah dalam sistem serta kemampuan merekomendasikan solusi terbaik secara technical sangat diperlukan dalam mengembangkan software yang berkualitas dan dapat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja proses bisnis suatu organisasi.
Untuk menjembatani celah ini, maka diperlukan seorang “System Analyst”. Seorang system analyst di satu sisi diharuskan memiliki keahlian dalam menganalisis proses bisnis (problem domain) untuk dapat menghasilkan sebuah SRS (software Requiremant Spesification) dan di sisi lain menguasai aspek technical dan implementasinya dalam software aplikasi (solution domain) untuk dapat menghasilkan DDD (Detailed Design Document). Seorang system analyst biasanya berangkat dari seorang programmer yang sudah mahir dan berpengalaman dalam software development. Kemampuannya dalam menangkap requirement dan proses bisnis, ketajaman analisis mengenai celah-celah dalam sistem serta kemampuan merekomendasikan solusi terbaik secara technical sangat diperlukan dalam mengembangkan software yang berkualitas dan dapat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja proses bisnis suatu organisasi.
System analyst bekerja
pada tahap requirement dan design, walaupun kadangkala juga diperlukan
untuk menyeberang dari tahap requirement dan design ke tahap
construction/implementaion (coding/programming). Tentunya ini wajar
karena biasanya seorang system analyst dahulunya juga seorang
programmer. Tetapi seorang yang benar-benar diposisikan sebagai system
analyst, tugas utamanya adalah membuat requirement dan desain software.
Catatan:
Untuk mengetahui lebih detail mengenai tahap pengembangan software (SDLC) akan saya jelaskan di artikel lainnya.
Untuk mengetahui lebih detail mengenai tahap pengembangan software (SDLC) akan saya jelaskan di artikel lainnya.
Kita sering mendengar istilah Programmer Analyst atau Analyst Programmer.
Kedua profesi ini terdengar mirip, hanya saja dominasi pekerjaannya
yang lebih ditekankan untuk diletakkan di depan istilah tersebut.
Programmer Analyst adalah seorang programmer yang kadang kala bekerja
sebagai system analyst tetapi dengan porsi yang lebih sedikit daripada
sebagai programmer. Begitu pula sebaliknya untuk Analyst Programmer.
Saya tidak bisa memastikan apakah penggunaan istilah itu benar secara
bahasa tetapi profesi/posisi semacam itu memang ada di dunia kerja dan
dicantumkan dalam iklan lowongan pekerjaan.
System Analyst:
Tugas:
- Membangun/mengembangkan software terutama pada tahap requirement, design dan sebagian dalam tahap construction/implementation
- Membuat dokumen requiremant dan desain software berdasarkan proses bisnis customer/client
- Membuat proposal dan mempresentasikannya di hadapan stake holder / customer / client
- Membuat desain database bila aplikasi yang akan di bangun memerlukan database
- Membangun/mengembangkan framework/library untuk digunakan dalam pengembangan software oleh programmer
Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai hal-hal yang dikuasai programmer
- Menguasai metode, best practice pemprograman dan tool/pemodelan pemprograman seperti OOP, design pattern, UML (kemampuan membangun/mendesain)
- Menguasai SQL, ERD dan RDBMS secara lebih mendalam
- Memahami tentang arsitektur aplikasi dan teknologi terkini
Latar Belakang:
Ilmu Komputer, Teknik Informatika, Manajemen Informatika, Matematika pemusatan studi Komputasi
3. Software Quality Assurance Engineer
Software Quality Assurance (SQA)
engineer mungkin agak jarang terdengar di dunia kerja. Hal ini mungkin
karena di Indonesia belum banyak lowongan kerja yang mencantumkan posisi
ini. Bila anda pernah mendengar posisi “Software Tester”, maka itu
termasuk dalam profesi ini. Salah satu tugas SQA engineer memang
melakukan testing terhadap software, tetapi bukan itu saja sebenarnya
pekerjaan profesi ini.
Dalam perusahaan software development yang cukup mapan dan telah menangani banyak proyek besar, SQA engineer sangat diperlukan terutama untuk menghasilkan software yang berkualitas. Tugas SQA engineer diantaranya adalah melakukan “quality assurance” (QA) dan “quality check” (QC) terhadap software. Pengembangan software harus sesuai dengan prosedur standar yang telah ditetapkan (QA) dan harus melalui proses testing (QC) yang sesuai. Di sinilah tugas SQA engineer untuk memonitor proses software development dan memperbaiki standar yang ada (improve) bila masi memiliki kelemahan.
Dalam perusahaan software development yang cukup mapan dan telah menangani banyak proyek besar, SQA engineer sangat diperlukan terutama untuk menghasilkan software yang berkualitas. Tugas SQA engineer diantaranya adalah melakukan “quality assurance” (QA) dan “quality check” (QC) terhadap software. Pengembangan software harus sesuai dengan prosedur standar yang telah ditetapkan (QA) dan harus melalui proses testing (QC) yang sesuai. Di sinilah tugas SQA engineer untuk memonitor proses software development dan memperbaiki standar yang ada (improve) bila masi memiliki kelemahan.
Dalam software development, terdapat beberapa resiko yang ditanggung
oleh para stake holders. Seperti terjadinya bug/defect, waktu
pengembangan yang semakin panjang, resource yang semakin bertambah
ataupun kendala-kendala lain yang tidak diperkirakan sebelumnya. Tugas
SQA engineer yang persifat preventif adalah dengan meminimalisir
resiko-resiko ini.
Untuk menilai kemapanan sebuah perusahaan, terutama yang bergerak dalam
bidang software development, terdapat beberapa standar seperti CMMI
Capability Maturity Model Integration. Singkatnya, makin tinggi level
CMMI sebuah perusahaan, resiko project yang ditanganinya akan semakin
kecil. Dengan begitu perusahaan dengan level CMMI yang tinggi dianggap
sudah mapan dan dipercaya untuk mengerjakan proyek-proyek besar. Salah
satu tugas SQA engineer adalah mengusahakan agar perusahaannya lulus
sertifikasi CMMI di level tertentu.
Software Quality Assurance Engineer:
Tugas:
1. Memonitor jalannya proyek software development apakah sudah sesuai dengan standar dan prosedur yang ada
2. Merancang dan membuat test case / skenario software testing
3. Melakukan testing sesuai dengan test case / scenario
4. Merumuskan dan merancang peningkatkan efisiensi dan efektifitas standar proses yang digunakan
Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai hal-hal yang berhubungan dengan software testing (test plan, test case, testing automation, functionality testing, regression testing dll)
- Memahami tentang perinsip kerja software sesuai dengan platformnya masing-masing
- Memahami tentang SDLC dan metodologi software development seperti RUP, Agile, XP, Scrum dll
- Memahami standarisasi seperti CMMI
- Menguasai penulisan dokumen dan komunikasi verbal dengan baik (dalam bahasa Inggris dan Indonesia)
Latar Belakang:
Ilmu Komputer, Teknik Informatika, Manajemen Informatika
4. Software Engineer
Profesi software engineer
sebenarnya ada kemiripannya dengan profesi programmer, system analyst
ataupun SQA engineer. Yang membedakannya adalah software engineer
memerlukan keahlian lebih mendalam dalam hal SDLC (Software Development Life Cycle)
yaitu seluruh proses yang harus dijalani dalam pengembangan software.
Pada level tertentu, seorang software engineer juga harus menguasai
manajeman proyek software development. Salah satu standar SDLC yang umum
digunakan dalam software engineering adalah SWEBOK (Software Engineering Body of Knowledge).
Kompleksitas dalam software develompment dari tahun-ketahun semakin kompleks dan jauh lebih kompleks dibandingkan pada saat awal komputer diciptakan. Untuk itulah para ahli dalam bidang software engineering menyusun berbagai metodologi untuk mengoptimalkan software development process agar dapat menghasilkan produk software yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Keahlian unik seorang software engineer adalah kemampuannya untuk merekomendasikan dan menerapkan metodologi software development terbaik dalam sebuah proyek. Metode-metode software development populer seperti RUP, Agile, Scrum, XP, TDD, BDD memiliki keunggulan dan kelemahan dan tentunya diperlukan keahlian dan pengalaman dalam merekomendasikan dan mengimplementasikan metode yang paling cocok dalam sebuah proyek software development.
Kompleksitas dalam software develompment dari tahun-ketahun semakin kompleks dan jauh lebih kompleks dibandingkan pada saat awal komputer diciptakan. Untuk itulah para ahli dalam bidang software engineering menyusun berbagai metodologi untuk mengoptimalkan software development process agar dapat menghasilkan produk software yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Keahlian unik seorang software engineer adalah kemampuannya untuk merekomendasikan dan menerapkan metodologi software development terbaik dalam sebuah proyek. Metode-metode software development populer seperti RUP, Agile, Scrum, XP, TDD, BDD memiliki keunggulan dan kelemahan dan tentunya diperlukan keahlian dan pengalaman dalam merekomendasikan dan mengimplementasikan metode yang paling cocok dalam sebuah proyek software development.
Bila programmer dan system analyst ada
yang dipekerjakan di perusahaan-perusahaan yang core business-nya bukan
software, software engineer umumnya dipekerjakan di
perusahaan-perusahaan software development. Bila sebuah perusahaan
memerlukan karyawan dengan posisi software engineer, maka kemungkinan
besar perusahaan tersebut memerlukan karyawan yang dapat ditempatkan
secara fleksibel. Misalnya di sebuah proyek, karyawan A dapat
diposisikan sebagai programmer dalam tahap construction, sedangkan dalam
proyek lainnya si A dapat diposisikan sebagai system analyst dalam
tahap requirement dan design. Dapat pula si A diposisikan sebagai
software tester, SQA engineer ataupun di posisi mana saja dalam SDLC.
Kemampuan untuk menguasai seluruh disiplin dalam SDLC tidak membuat software engineer selalu lebih unggul daripada programmer, system analyst atau SQA engineer. Pada tingkatan yang sama, misalnya pengalaman kerja 5 tahun, seorang sistem analyst tentunya lebih ahli dalam menangkap requirement dan bisnis proses serta membuat proposal. Seorang programmer tentunya lebih menguasai secara mendalam bahasa pemprograman dan IDE (Integrated Development Environment) tools serta trik-trik tertentu dalam bahasa pemprograman. Seorang SQA engineer lebih menguasai software testing dan quality assurance. Diluar hal itu, semuanya bergantung pada pribadi masing-masing dalam mengembangkan keahliannya di profesi apapun.
Kemampuan untuk menguasai seluruh disiplin dalam SDLC tidak membuat software engineer selalu lebih unggul daripada programmer, system analyst atau SQA engineer. Pada tingkatan yang sama, misalnya pengalaman kerja 5 tahun, seorang sistem analyst tentunya lebih ahli dalam menangkap requirement dan bisnis proses serta membuat proposal. Seorang programmer tentunya lebih menguasai secara mendalam bahasa pemprograman dan IDE (Integrated Development Environment) tools serta trik-trik tertentu dalam bahasa pemprograman. Seorang SQA engineer lebih menguasai software testing dan quality assurance. Diluar hal itu, semuanya bergantung pada pribadi masing-masing dalam mengembangkan keahliannya di profesi apapun.
Software Engineer:
Tugas:
Tugas:
- Melakukan tugas-tugas programmer, system analyst dan sebagian tugas SQA engineer
- Merekomendasikan dan menerapkan metodologi terbaik dalam sebuah proyek software development
Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai hal-hal yang dikuasai programmer, system analyst dan SQA engineer (dalam porsi yang lebih sedikit)
- Menguasai SDLC berdasarkan SWEBOK (requirement, design, implementation/construction, testing, maintenance)
- Menguasai metodologi software development seperti RUP, Agile, XP, Scrum dll
Latar Belakang:
Ilmu Komputer, Teknik Informatika, Manajemen Informatika, Matematika pemusatan studi Komputasi
5. Database Administrator (DBA)
Profesi Database Administrator (DBA)
terkait erat dengan programmer dan system analyst. Seorang DBA biasanya
pernah menjadi seorang programmer tetapi pekerjaannya lebih sering
berkaitan dengan database. Perbedaannya dengan database application
programmer adalah seorang DBA memiliki keahlian lebih mendalam dalam hal
desain, optimasi dan manajemen RDBMS (Relational Database Managemant System)
tertentu seperti Oracle, SQL Server, MySQL dll. Tentunya penguasaan
terhadap SQL (Structured Query Language) mutlak diperlukan. DBA harus
memiliki keahlian menterjemahkan requirement proses bisnis ke
obyek-obyek dalam database seperti tabel, query\view dan stored
procedure disamping keahliannya dalam optimasi database seperti tuning,
indexing, clustering, backup data, maintain high availability dan
sebagainya.
Salah satu tugas sehari-hari seorang DBA
adalah memaintain database baik produksi, backup maupun development
dalam perusahaan yang membutuhkan aplikasi database berskala besar untuk
operasionalnya sehari-hari. Karena itu selain hal-hal yang berhubungan
dengan software, seorang DBA juga perlu memahami beberapa hal tentang
hardware seperti teknologi server, storage devices dll agar dapat
merekomendasikan database yang optimal. Pengetahuan tentang server
clustering, storage array network (SAN), RAID, backup devices dan
optimalisasinya merupakan keahlian unik seorang DBA.
Dengan semakin berkembangnya berbagai teknologi ORM (object relational mapping),
maka di kemudian hari pekerjaan programmer dan DBA akan semakin dapat
dipisahkan. Bila di masa lalu banyak programmer yang merangkap sebagai
DBA, di masa depan bisa jadi programmer semakin jarang menggunakan SQL
karena semuanya sudah ditangani oleh komponen ORM. Di sinilah perbedaan
bidang keahlian seorang DBA menjadi lebih terlihat dibandingkan dengan
seorang programmer.
Dahulu untuk mencari orang yang memiliki keahlian dalam bidang jaringan, server dan database, Hasilnya orang seperti itu tidak pernah ditemukan, karena itu sama saja menggabungkan kemampuan System Administrator dengan Database Administrator. Seorang System Administrator berlatar belakang computer system & networking Seorang DBA sebenarnya berlatar belakang software development. Dua hal tersebut bagaikan jalan bercabang yang harus dipilih oleh seorang profesional IT di awal karirnya.
Dahulu untuk mencari orang yang memiliki keahlian dalam bidang jaringan, server dan database, Hasilnya orang seperti itu tidak pernah ditemukan, karena itu sama saja menggabungkan kemampuan System Administrator dengan Database Administrator. Seorang System Administrator berlatar belakang computer system & networking Seorang DBA sebenarnya berlatar belakang software development. Dua hal tersebut bagaikan jalan bercabang yang harus dipilih oleh seorang profesional IT di awal karirnya.
Database Administrator:
Tugas:
Tugas:
- Merancang dan membangun database dalam sebuah system
- Merekomendasikan solusi terbaik dalam implementasi database baik dalam hal software maupun hardware
- Memaintain database agar dapat berjalan dengan baik dan optimal
Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai ERD, SQL dan desain database secara mendalam
- Menguasai berbagai teknik optimalisasi/tuning, backup dan maintain database
- Menguasai secara mendalam salah satu atau lebih RDBMS beserta tools yang ada.
- Memahami tentang salah satu platform/bahasa pemprograman untuk mengakses database
- Menguasai teknologi server, storage, operating system yang berkaitan dengan implementasi database
Latar Belakang:
Manajemen Informatika, Teknik Informatika, Ilmu Komputer
6. Software Architect
Software architect atau kadang
disebut juga sebagai Technical Architect biasanya bekerja di perusahaan
software development yang memiliki produk-produk software yang cukup
besar dan kompleks. software architect bertugas untuk mendesain dan
merekomendasikan secara technical mengenai bagaimana dan apa yang
diperlukan dalam mengembangkan produk software tersebut. Profesional di
bidang ini biasanya pernah meniti karir sebagai programmer, software
engineer atau system analyst.
Bila system analyst harus memiliki
pengetahuan yang berimbang antara proses bisnis (problem domain) dan
software technology (solution domain), seorang architect dituntut untuk
menguasai software technology secara lebih mendalam. Kemampuannya dalam
hal technical sangat diperlukan dalam proyek-proyek software development
berskala besar dan kompleks, dimana keputusan dalam pemilihan teknologi
yang paling tepat dan penguasaanya sangat menentukan kesuksesan proyek.
Keahlian utama seorang software architect adalah dalam bidang software
design dan software development technology.
Software Architect:
Tugas:
- Merekomendasikan teknologi yang paling cocok untuk mengembangkan produk software
- Membuat standar-standar software development yang akan digunakan oleh tim programmer / developer
- Membuat rancangan/desain software dan proses pengembangannya secara keseluruhan
Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai hal-hal yang dikuasai programmer, system analyst dan software engineer
- Menguasai secara mendalam tentang software development technology
- Menguasai penulisan dokumen dengan baik (dalam bahasa Inggris dan Indonesia)
Latar Belakang:
Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Manajemen Informatika
7. Software Implementer
Software implementer kadang desebut sebagai “Implementer” atau “Software Support”. Profesi ini kedengarannya mirip dengan “System Support” di
dunia Computer System & Networking (lihat di “Profesi di dunia IT
Bagian 1″). Memang secara pekerjaan ada kemiripan, tetapi sesuai
penamaannya, dalam hal sesuatu yang disupport tentu sudah terlihat
perbedaannya. Profesi software implementer tidak tergolong dalam bidang
software development melainkan lebih dekat ke bidang software consulting
Seorang software implementer/support
bertugas men-support produk software yang akan diimplementasikan di sisi
client/customer baik instalasi setting konfigurasi, modifikasi dan
pelatihan untuk user-usernya. Umumnya software support tidak berurusan
dengan masalah hardware/jaringan melainkan lebih ke produk software yang
di support. seorang software implementer/support dibutuhkan dalam
implementasi software yang cukup besar dan kompleks seperti software
perbankan, asuransi, airline dll
Software Implementer / Support
Tugas:
- Melakukan instalasi/implementasi serta setting produk software di sisi client/customer
- Memelihara dan memastikan software yang sudah diimplementasikan berjalan dengan baik
- Melakuakan troubleshooting terhadap produk software
- Memberikan pelatihan (training) kepada para pengguna software
Keahlian yang Diperlukan:
- Menguasai secara mendalam produk software yang akan diimplementasikan
- Menguasai teknologi platform / sistem poperasi/ middleware (bila ada) yang dibutuhkan oleh produk software yang disupport
- Memahami insalasi, setting & troubleshooting produk software yang diimplementasikan
Latar Belakang:
Manajemen Informatika, Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Teknik Komputer, Teknik Elektro (Pemusatan Studi Komputer)
Manajemen Informatika, Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Teknik Komputer, Teknik Elektro (Pemusatan Studi Komputer)
8. Technical Consultant
Technical Consultan atau kadang disebut sebagai “Consultant”
saja sesuai namanya bekerja sebagai konsultan IT. Tugas utama seorang
konsultan adalah merekomendasika solusi teknologi IT terbaik untuk
memecahkan masalah yang ada. Bila seorang software architect lebih
menguasai solution domain, seorang technical consultant lebih menguasai
problem domain. Seorang technical consultant mirip seorang system
analyst yang lebih sering membuat konsep proses bisnis dan requirment
daripada melakukan design atau coding. Technical consultant tentunya
juga menguasai teknologi software development tetapi pada level yang
lebih umum dan luas (high level) dan lebih condong termasuk dalam bidang
software consulting.
Berbeda dengan software architect yang
lebih banyak bekerja secara internal dalam perusahaan, technical
consultant lebih banyak bekerja untuk memberikan konsultasi kepada
client/customer dan lebih banyak berhadapan dengan banyak orang. Untuk
itu dibutuhkan interpersonal dan writing skill yang memadai.
Apabila anda sering mendengar istilah ERP (Enterprise Resource Planning) consultant,
profesi tersebut termasuk dalam technical consultant. seorang ERP
consultant tentunya harus menguasai proses bisnis enterprise dan
bagaimana mengimplementasikannya dalam produk software yang dikuasai /
direkomndasikannya. Pada tulisan mengenai “Profesi di dunia IT Bagian
1″, IT specialist mirip dengan technical consultant dalam hal
rekomendasi dan implementasi IT. Perbedaannya adalah, technical
consultant lebih menguasai proses bisnis dan software sedangkan IT
specialist lebih meguasai hardware dan jaringan serta software secara
garis besar.
Bila bekerja pada perusahaan yang menjual
produk software, technical consultant biasanya lebih banyak bekerja
pada tahap pre-sales. Pada tahap implementasi, technical consultant
bekerja sama dengan software implementer. Setelah software
terimplementasi (after sales), software implementer / support akan lebih
banyak berperan dalam operasionalnya. Technical consultant akan
diperlukan lagi bila ada perubahan proses bisnis, modifikasi atau
penambahan modul yang cukup kompleks dalam software tersebut
Technical Consultant:
Tugas:
Tugas:
- Memberikan konsultansi/rekomendasi mengenai solusi IT terbaik untuk memecahkan masalah
- Membuat dokumen seperti proposal, requirement dan desain software secara umum
- Melakukan pelatihan (training) kepada para pengguna software
Keahlian yang Diperlukan:
- Berpengalaman dan menguasai berbagai macam proses bisnis enterprise atau jenis bisnis terentu
- Menguasai teknologi IT secara luas
- Menguasai secara mendalam tentang solusi software yang direkomendasikan
- Menguasai penulisan dokumen dan komunikasi verbal dengan baik (dalam bahasa Inggris dan Indonesia)
Latar Belakang:
Manajemen Informatika, Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Teknik Komputer, Teknik Elektro (Pemusatan Studi Komputer)
Manajemen Informatika, Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Teknik Komputer, Teknik Elektro (Pemusatan Studi Komputer)
9. User Interface Designer
Mungkin anda agak jarang mendengar
nama profesi seperti ini karena memang istilah ini jarang digunakan. Ada
iklan lowongan pekerjaan yang menggunakan istilah “User Interface Designer”, tetapi lebih sering digunakan istilah “Web Designer” untuk posisi tersebut.
Profesi yang terakhir ini memang agak
sedikit berbeda dengan profesi-profesi sebelumnya karena orang-orang
sukses di bidang ini umumnya memiliki bakat seni sekaligus kemampuan
technical. Seorang user interface designer harus dapat membuat desain
web yang manis, serasi, user friendly tetapi tetap efisien karena
Internet memiliki bandwidth yang terbatas. Karena profesional di bidang
ini lebih sering dipekerjakan dalam web development, maka profesi ini
lebih sering disebut sebagai web designer.
Selain menguasai programming terutama web
programming, seorang web designer juga harus menguasai tools dalam
image design dan animasi seperti produk-produk Adobe/Macromedia, Corel
dll. Dalam web development, user interface designer bekerja bahu-membahu
dengan web programmer/developer untuk menghasilkan aplikasi web yang
baik dalam hal tampilan dan fungsionalitas. Tampilan yang baik, menarik
dan user friendly akan membuat aplikasi web tersebut dinilai lebih
bermutu.
Kadang kala user interface designer juga disertakan dalam proyek-proyek non web, misalnya untuk membuat design icon, splash screen, logo dll. Contohnya, dewasa ini di platform Microsoft.Net dikenal adanya teknologi WPF (Windows Presentation Foundation). Dengan menggunakan teknologi ini, desain tampilan aplikasi desktop dapat dipisahkan dengan coding-nya. Seorang user interface designer dapat bekerja pada desain tampilan menggunakan XAML, sedangkan programmer/developer mengerjakan coding-nya di code-behind menggunakan C# atau VB.Net. Karena itulah profesi ini menurut saya lebih tepat dinamakan user interface designer.
Kadang kala user interface designer juga disertakan dalam proyek-proyek non web, misalnya untuk membuat design icon, splash screen, logo dll. Contohnya, dewasa ini di platform Microsoft.Net dikenal adanya teknologi WPF (Windows Presentation Foundation). Dengan menggunakan teknologi ini, desain tampilan aplikasi desktop dapat dipisahkan dengan coding-nya. Seorang user interface designer dapat bekerja pada desain tampilan menggunakan XAML, sedangkan programmer/developer mengerjakan coding-nya di code-behind menggunakan C# atau VB.Net. Karena itulah profesi ini menurut saya lebih tepat dinamakan user interface designer.
User Interface Designer:
Tugas:
Tugas:
- Mendesain user interface agar menarik dan serasi secara visual dan user friendly
- Mendesain image/gambar/animasi yang akan digunakan di tampilan user interface (UI) software aplikasi
Keahlian yang Diperlukan:
- Memiliki bakat/minat di seni rupa / desain visual
- Memahami dasar-dasar pemprograman baik web maupun secara umum
- Menguasai scripting untuk user interface seperti seperti HTML, DHTML, CSS, JavaScript, action script, XAML dll.
- Menguasai tools manipulasi image dan animasi
Sumber : http://amik-serang.blogspot.com/2010/02/pengembangan-software-development.html
Sabtu, 16 Maret 2013
Cara Mencari Lintang dan Bujur Dalam Google Maps
Terkadang kita bingung dalam mencari posisi yang tepat lintang dan bujur dalam, nah saya sekarang akan memberikan cara bagaimana mencari lokasi yang tepat dengan lintang dan bujur..
Langkah Awal :
Cari lokasi yang ingin di ketahui.
Langkah Kedua:
setelah ketemu pasti akan terlihat tanda merah(seperti kursor) pada peta,klik kanan pada tanda tersebut
Langkah ketiga:
Setelah klik kanan pilih menu yang paling bawah "ada apa di sini",akan muncul tanda panah ke bawah bewarna hijau lalu arahkan kursor anda ke tanda panah tersebut di situ akan terbaca longitude(Garis Bujur) dan latitude(Garis Lintang) contoh -6.342426(Garis lintang),106.802716(Garis Bujur)
Terimakasih,
Langkah Awal :
Cari lokasi yang ingin di ketahui.
Langkah Kedua:
setelah ketemu pasti akan terlihat tanda merah(seperti kursor) pada peta,klik kanan pada tanda tersebut
Langkah ketiga:
Setelah klik kanan pilih menu yang paling bawah "ada apa di sini",akan muncul tanda panah ke bawah bewarna hijau lalu arahkan kursor anda ke tanda panah tersebut di situ akan terbaca longitude(Garis Bujur) dan latitude(Garis Lintang) contoh -6.342426(Garis lintang),106.802716(Garis Bujur)
Terimakasih,
Langganan:
Postingan (Atom)